Zorlutel, Jakarta – Selama bulan Ramadhan, umat Islam di seluruh dunia berpuasa. Salah satu waktu terpenting di bulan Ramadhan adalah Sahur, ketika umat Islam bangun untuk makan sebelum fajar.
Salah satu tradisi yang turut meramaikan bulan Ramadhan, khususnya saat sahur di beberapa negara Timur Tengah adalah Masaharat.
Seperti dilansir Doha News, Msaharati adalah tradisi Arab di mana seorang pria berjalan-jalan di daerahnya saat makan menjelang Ramadhan. Mereka membawa beduk untuk membangunkan orang-orang di waktu subuh dan memberi makan mereka sebelum memasuki masa puasa.
Selama bulan Ramadhan, beberapa wilayah di Qatar berusaha menghidupkan kembali tradisi Msaharati yang telah berusia berabad-abad. Praktik ini bertujuan untuk memastikan bahwa penduduk lokal tetap terhubung dengan warisan dan budaya lokal.
Tukang daging akan berkeliling mengikuti tabuhan genderang, “Bangunkan orang-orang yang tertidur untuk menyembah sang pencipta.”
Meski tempatnya belum dirinci, beberapa venue di Qatar telah mengumumkan akan menghadirkan Masaharat sebagai bagian dari acara Ramadhan mereka. Di antara penyelenggara tradisi ini adalah Desa Budaya Qatar dan Pelabuhan Tua Doha.
Katara akan memperkenalkan Msaharati untuk menyambut pengunjung yang akan menikmati suasana Ramadhan di venue. Sementara itu, Pelabuhan Tua Doha akan menjadi tuan rumah Parade Msaharati setiap hari sepanjang Ramadhan mulai pukul 22.00 hingga 23.00.
Nama Masaharat berasal dari kata Sahur yang berarti makan sebelum berbuka puasa. Praktik ini telah ada selama berabad-abad, namun asal usulnya masih belum jelas.
Beberapa catatan di Timur Tengah meyakini bahwa tradisi Msaharati berasal dari zaman Nabi Muhammad SAW. Bilal bin Rabah, Mu’adin pertama, dikatakan sebagai orang pertama yang menjadi Masharat. Bilal dikenal sebagai budak pertama yang masuk Islam dan suaranya merdu.
Berdasarkan cerita terkenal, Nabi Muhammad SAW menasihati Bilal untuk membangunkan umat untuk sahur. Bilal kemudian menggunakan suaranya yang indah untuk membangunkan masyarakat Madinah menjelang waktu salat subuh atau Azan Subuh. Sejak saat itu, tradisi Msaharati terus berkembang dan menjadi bagian penting Ramadhan di Timur Tengah.
Tradisi Masaharati, di mana penabuh genderang membangunkan orang untuk sahur, adalah bagian dari Ramadhan di Timur Tengah. Tradisi ini telah berlangsung selama berabad-abad dan menjadi simbol budaya dan spiritualitas selama bulan suci.
Mesir diyakini sebagai negara pertama yang menambahkan drum pada tahun Masehi. Pada tahun 853, raja Mesir Abbasiyah, Isaac bin Uqba, ingin membangunkan orang-orang dengan Sahur, dan dia secara pribadi berjalan-jalan di Kairo. bangun . Belakangan, praktik ini menjadi populer dan diterapkan di seluruh wilayah.
Profesi Masaharati menjadi sulit setelah Sultan Baybars dari Mesir mempekerjakan sarjana muda untuk menggeluti drum. Pada abad ke-19, Asosiasi Jagal resmi didirikan.
Tradisi ini tidak hanya menjadi pengingat, namun juga membawa keceriaan dan semangat Ramadhan. Masaharathi akan bernyanyi dan berdoa bahkan memanggil nama anak-anak untuk membangunkan mereka. Di penghujung Ramadhan, anak-anak akan memberikan manisan kepada Msaharati sebagai tanda terima kasih.
Msaharati adalah tradisi yang diturunkan dari generasi ke generasi. Tradisi ini tidak hanya membangunkan umat untuk sahur, namun juga menjaga semangat Ramadhan dan mempererat rasa persatuan antar umat Islam.